Sore itu seperti biasa bis kota menjadi pengantar setia kami berdua.
Dia duduk disebelahku, mendengarkan musik dengan earphone terpasang rapih di telinga kecilnya yang sedikit tertutup rambut sebahu yg dibiarkannya terurai.
Aku hanya bisa memandanginya sesekali sambil tersenyum kecil melihatnya terangguk-angguk karena kantuk.
Ingin rasanya menyandarkan kepalanya dibahuku. Namun aku terlalu takut hal itu akan mengubah zona yg sudah kami sepakati berdua.
Klukk!
Dia terangguk sedikit kencang dan tanpa sadar earphone kirinya terlepas.
Kuambil dan kucoba mendengarkan lagu apa yg sedang dia nikmati.
And I will walk on water
And you will catch me if I fall
And I will get lost into your eyes.
Lagu Lifehouse mengalun sendu, rasanya pas dengan cuaca hujan seperti saat ini.
Tiba-tiba dia mengambil earphone dari tanganku, dipasangkannya ke telinga kananku, lalu menyandarkan kepalanya di pundakku.
"Ngantuk".
Samar-samar aku bisa mendengar bisikannya. Dia tetap terpejam tetapi aku bisa melihat senyum kecil dibibirnya.
Apakah zona ini akan menjadi lebih indah jika aku mengatakannya sekarang? Atau mungkin malah lenyap tak bersisa?
Dan akupun memilih tetap diam sambil terus memandangi bayangan kami berdua di kaca jendela bis kota sore itu.